4. Pengajaran Topik A: Sifat-sifat Cahaya
Pentas tari budaya merupakan acara yang sangat menarik. Mata dan telinga kita dimanjakan dengan pertunjukan budaya dan musik tradisional. Semuanya dapat dinikmati karena kita bisa melihat dan mendengar. Oleh karena itu, bersyukurlah selalu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tahukah Kamu bahwa manusia membutuhkan cahaya untuk melihat? Adapun telinga dapat mendengar karena menangkap bunyi. Lalu, bagaimana proses melihat dan mendengar dapat terjadi? Bagaimana pula cahaya dan bunyi berperan dalam proses ini? Yuk, kita pelajari proses melihat dan mendengar pada topik ini!
Kamu dapat melihat di video berikut ini
Kamu dapat melihat di video berikut ini
atau menonton video yang ini
Bagi Kamu yang ingin memiliki power pointnya dapat menggunakan link ini untuk mengunduh materi
Adapun sifat-sifat cahaya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dari sumbernya, cahaya merambat atau bergerak lurus. Di ruangan yang tertutup dinding, cahaya hanya bisa masuk melalui celah yang ada. Bisakah kalian melihat rambatan cahaya yang lurus?

Gambar 1. Cahaya Merambat Lurus (https://kumparan.com/ragam-info/7-contoh-cahaya-merambat-lurus-dan-sifat-sifatnya-21MfPwIRqtk)
Gelombang cahaya bergerak dengan arah yang lurus dan tidak dapat berbelok dengan sendirinya. Apabila cahaya mengenai suatu benda gelap (benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya) maka cahaya tidak akan dapat melewati benda tersebut.
Cahaya dapat dipantulkan apabila mengenai suatu benda. Pada permukaan yang rata, arah sudut sinar datang akan sama dengan sudut sinar pantul. Namun, pada permukaan yang kasar atau tidak beraturan, sudut-sudut ini akan memiliki perbedaan. Tetapi, cahaya tetap dapat dipantulkan dengan arah yang berbeda-beda. Pantulan cahaya itulah yang masuk ke mata, sehingga dapat melihat bentuk atau objek. Namun, untuk melihat pantulan tersebut dapat dengan percobaan sederhana melalui cermin. Hal ini yang terkadang membuat kita menyamakan cermin dengan pantulan cahaya.
Kita bisa melihat karena cahaya memantul dari benda ke mata kita. Jika tidak ada cahaya maka tidak ada pantulan yang diterima oleh mata. Ketika kita bercermin, cahaya dari lampu merambat ke cermin. Lalu, cahaya tersebut dipantulkan ke mata kita. Akhirnya, kita bisa melihat diri kita serta apa yang
ada di belakang kita.
Kita bisa melihat karena cahaya memantul dari benda ke mata kita. Jika tidak ada cahaya maka tidak ada pantulan yang diterima oleh mata. Ketika kita bercermin, cahaya dari lampu merambat ke cermin. Lalu, cahaya tersebut dipantulkan ke mata kita. Akhirnya, kita bisa melihat diri kita serta apa yang
ada di belakang kita.

Gambar 2. Cahaya dapat Dipantulkan (https://www.akucintamentari.com/2021/01/sifat-cahaya.html)
Ketika cahaya mengenai suatu benda bening (benda yang tidak menyerap dan tidak memantulkan cahaya), maka cahaya akan menembus benda itu. Biasanya benda bening atau sering disebut benda transparan dapat meneruskan cahaya. Kita masih dapat melihat benda yang berada di balik benda bening (seperti kaca, plastik transparan, air) karena ada cahaya yang melewati benda tersebut dan ditangkap oleh mata kita.
Kita bisa melihat jelas melalui kaca jendela. Namun, kita tidak bisa melihat apa yang ada di balik tembok. Mengapa demikian?

Gambar 3. Cahaya dapat Menembus Benda Bening (https://www.scribd.com/document/732581501/Cahaya-Dapat-Menembus-Benda-Bening)
Serupa dengan gelombang suara, gelombang cahaya juga memiliki kecepatan rambat yang berbeda-beda pada medium yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan cahaya dapat dibiaskan. Seperti contohnya ketika kita melihat sebagian sendok yang terbenam di dalam air. Jika dilihat dari atas, sendok tampak seperti patah. Hal ini akibat dari kecepatan rambat gelombang cahaya di dalam air lebih lambat dibandingkan cepat rambat gelombang cahaya di udara.
Selain bisa menembus benda bening, cahaya juga dapat dibiaskan atau dibelokkan. Ketika menembus media yang berbeda, misal dari udara menembus ke air, cahaya bisa dibiaskan atau dibelokkan. Hal inilah yang membuat Aga,
Ian, dan Banu melihat kolam renang lebih dangkal dari seharusnya. Contoh peristiwa pembiasan cahaya.
Ketika kalian mengamati ikan dalam kolam, posisi ikan yang terlihat oleh mata bukanlah posisi aslinya. Hal ini terjadi karena cahaya dibiaskan ketika menembus ke air. Peristiwa ini juga yang menyebabkan sendok terlihat bengkok ketika sebagian sendok dicelupkan dalam air.
Selain bisa menembus benda bening, cahaya juga dapat dibiaskan atau dibelokkan. Ketika menembus media yang berbeda, misal dari udara menembus ke air, cahaya bisa dibiaskan atau dibelokkan. Hal inilah yang membuat Aga,
Ian, dan Banu melihat kolam renang lebih dangkal dari seharusnya. Contoh peristiwa pembiasan cahaya.
Ketika kalian mengamati ikan dalam kolam, posisi ikan yang terlihat oleh mata bukanlah posisi aslinya. Hal ini terjadi karena cahaya dibiaskan ketika menembus ke air. Peristiwa ini juga yang menyebabkan sendok terlihat bengkok ketika sebagian sendok dicelupkan dalam air.

Gambar 4. Cahaya dapat Dibiaskan (https://www.gurusiana.id/read/nurrohmahpujimastuti/article/cahaya-dapat-dibiaskan-h148-855324)
Sama halnya dengan gelombang suara, gelombang cahaya juga memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda pula. Seperti misalnya cahaya berwarna merah memiliki panjang gelombang cahaya berwarna biru. Cahaya putih terdiri dari
beberapa gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Apabila cahaya berwarna putih ini dilewatkan melalui prisma, maka setiap gelombang cahaya akan dibiaskan dan terurai menjadi beberapa cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.
beberapa gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Apabila cahaya berwarna putih ini dilewatkan melalui prisma, maka setiap gelombang cahaya akan dibiaskan dan terurai menjadi beberapa cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.

Gambar 5. Cahaya dapat Diuraikan (https://kumparan.com/ragam-info/5-contoh-cahaya-dapat-diuraikan-dan-penjelasannya-21suafSwyDt/full)